Rafting di Kalibaru


Jalur menantang Kalibaru, libaaasssss..........!!


Setelah tertunda berapa kali, akhirnya sayapun bisa memenuhi ajakan seorang teman untuk ber-rafting ria. Rafting? Ya aktifitas yang kata orang penuh tantangan dan memicu adrenalin ini memang sudah beberapa kali diutarakan oleh Brank, teman saya itu. Brank, teman saya di HTML Bogor ini memang seorang petualang dan pecinta alam sejati. Sejak masa mudanya, hobby-nya memang menjelajah, ya mirip-mirip si Bolang gitu deh, he.. he... Gunung dan sungai adalah sahabatnya. Ini memang bakal menjadi pengalaman rafting saya yang pertama. Jadi ingat “fafting bohong-bohongan” saya semasa kecil yang hanya menggunakan batang pohon pisang atau karet ban. Itupun harus rebutan dengan teman-teman lainnya. Cuma rafting kali ini jelas lebih keren, bergengsi dan lebih “beradab” karena menggunakan seperangkat teknologi canggih buatan manusia bernama perahu karet, dayung, helm dan pelampung.


Maka hari Sabtu pagi itu, saya dengan tidak sabar memacu tiger saya menuju kawasan sungai Kalibaru di sekitar hotel Novotel Bogor. Jalan ke arah sana terhitung sangat mudah dicapai. Sebelum sampai terminal Baranangsiang, saya membelokan tiger saya ke kanan menyusuri jalan Sukaraja Raya ke arah Hotel Novotel. Jam 10-an sayapun tiba di sebuah basecamp, markas-nya si Brank ini. Basecamp bernama Braveland Adventure yang letaknya beseberangan dengan perumahan Griya Soka ini mengingatkan saya saat kuliah sewaktu kumpul-kumpul dengan teman-teman mahasiswa pecinta alam. Bedanya hanya disini menumpuk puluhan peralatan rafting, dari perahu karet, dayung, helm, pelampung hingga tali temali. Selain dengan Brank yang sudah saya kenal, sayapun berkenalan dengan teman-teman baru di sana, ada mas Dudi sang pemilik basecamp, Enthis, Eyo dan para instruktur rafting lainnya. Semuanya masih berusia muda, ramah dan tukang ngocol. Di sana sudah menunggu juga teman-teman dari Pro Excel Depok yang rupanya berencana untuk berafting ria. Total peserta rafting hari itu 15 orang.

Sambil mempersiapkan diri dan berganti pakaian, sayapun ngobrol-ngobrol dengan Brank mengenai rafting di Kalibaru ini. Sepertinya tempat ini sangat ideal untuk para penggila Rafting di sekitar Jakarta, Depok dan Bogor. Tempatnya relatih dekat dan sangat mudah dicapai dengan jalur yang mudah dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Maklum jalur kesana melewati beberapa kawasan elit seperti hotel Novotel, sekolah internasional Bogor Raya, dan padang golf Bogor Raya. Selain itu, Braveland Adventure juga bekerja sama dengan dinas irigasi kalibaru, yang mampu mengkondisikan debit air Kalibaru agar pas dengan kebutuhan rafting. Untuk peserta dengan jumlah banyak, Braveland juga menyediakan villa yang lebih luas, sehingga persiapan bisa dilakukan dengan lebih nyaman. O ya buat yang belum tahu, Kalibaru ini juga letaknya tidak jauh dengan bendungan Katulampa. Bendungan ini sangat terkenal karena kata orang, bendungan inilah yang mengatur debit air sungai Ciliwung yang menjadi momok bagi orang Jakarta yang langganan banjir itu.

Oke, kembali ke persiapan rafting. Setelah berganti baju dan celana pendek guna persiapan basah-basahan, dengan kendaraan bak terbuka kamipun di angkut ke titik start rafting. Perjalanan ke sana memakan waktu 20 menitan. Sesampainya di titik start, kamipun melakukan persiapan. Dari memakai rompi pelampung, helm, hingga briefing oleh instruktur. Briefing saya rasa sangat penting, karena di sini kami dipersiapkan untuk menghadapi berbagai kondisi sungai yang arusnya tidak bisa ditebak. Kamipun diajarkan bagaimana menggerakan dayung serta berbagai formasi dan gerak tubuh guna menyesuaikan dengan arah perahu.

Briefing sebelum meluncur.... yang takut, mundur!


Setelah acara briefing, satu persatu kamipun menaiki perahu karet yang sudah bersandar di pinggir sungai kalibaru. Total ada empat perahu karet. Setiap perahu berisi empat peserta rafting dengan satu orang insturktur yang duduk di bagian belakang. Sang instruktur inilah yang nantinya bakal memberikan instruksi dan mengatur jalannya perahu. Selain itu, di depan dan di belakang perserta juga terdapat tim penyapu dari Braveland yang siap membantu, mengawasi dan memanatau kondisi arus sungai. Seorang pemandu siap dengan camera waterproof-nya guna mengabadikan acara rafting. Saat petualanganpun dimulai. Sensasi masa kanak-kanak serasa terulang kembali. Rasa deg-degan saat menikmati ayunan perahu yang terhanyut arus kalibaru langsung berubah setelah kami beradaptasi dengan situasi, menjadi suasana keceriaan. Teriakan-teriakan penuh kehebohan tidak kunjung terhenti ketika perahu kami berputar, menabrak batu, terseret arus deras hingga terbalik. 

Cuma satu yang bisa dilakukan, menjerit!





Untunglah, walau berarus cukup deras, Kalibaru memiliki kedalaman yang aman, karena ketinggian air hanya sebatas perut. Berbagai kondisi sungaipun kami lewati. Dari yang berbatu, meluas, melandai, sempit hingga melebar atau lurus hingga berbeok-belok, pokoknya komplit deh. Momen tak terlupakan terjadi saat kami harus meluncur melewati lorong dam setinggi 7 meter. Sebagian perahu meluncur mulus, sebagian lagi terbalik yang membuat kami terpelanting keluar perahu. Tidak ada yang menunjukan wajah takut, malah sebaliknya. Baik yang terjatuh maupun teman yang melihat, semua tertawa. Selain harus sigap mengarahkan dayung, terkadang kami pun harus cepat merebahkan badan ke belakang guna menghindari ranting atau bambu yang terkadang melintang di atas sungai.

Walau adem, tetep aja ngos-ngosan...! (di resting point)



Di pertengahan jalur, semua perahu menepi guna menikmati kelapa muda yang sudah tersedia. Sambil menikmati kelapa muda, kehebohanpun terjadi. Saling ejek mewarnai waktu istirahat itu. Maklum semuanya sudah merasa sebagai jagoan rafting, he..he.. Semuanya pun sibuk mengeruk kelapa muda dan menikmati airnya yang segar dan manis itu. Yang lainnya merokok, sebagian lagi mengatur nafas yang masih terasa ngos-ngosan. Setelah beristirahat sekitar 30 menit, rafting pun dilanjutkan menyusuri jalur kalibaru yang masih tersisa setengah lagi. Jalur selanjutnya tidak banyak berbeda. Masih berarus deras dengan batu-batu sebesar kerbau di sana-sini. Sisi kanan-kiri sungai menjadi pemandangan unik tersendiri. Tebing-tebing terjal yang penuh dengan akar dan semak belukar adalah pemandangan alam yang menyejukan karena tidak bakal kami jumpai di daerah perkotaan. Wanita-wanita desa yang mandi dan mencuci pakaian atau anak-anak yang ceria mandi di tepi sungaipun terkadang masih kami jumpai. Saling melambaikan tangan dan melempar candapun terjadi saat kami berpapasan dengan mereka.
 

 Bersama instruktur dari Braveland.


Setelah sekitar 2,5 jam menyusuri Kalibaru kamipun sampai di titik pemberhentian. Para instruktur pun dengan sukses membalikan perahu membuat kami semua terlempar sebelum tergopoh berjalan ke tepian.Titik pemberhentian-nya berada di tepian sungai yang agak lebar lengkap dengan saung dan kamar mandi bilas. Foto-foto session terakhirpun dilakukan di sini, sebelum kami kembali ke basecamp. Setelah mandi, sholat ashar dan say thanks kepada Brank dan mas Dudi-saya pun meninggalkan basecamp dengan harapan suatu saat bakal menikmati lagi rafting di Kalibaru…….

Sumber.http://herrywongkeblog.blogspot.com/2012/04/rafting-di-kalibaru.html